Overthinking & Siklus Kecemasan Seorang Ibu

2 minutes, 24 seconds Read

Menjadi seorang ibu adalah sebuah pekerjaan yang patut untuk diapresiasi. Sebagai seorang ibu yang memiliki tanggung jawab yang besar untuk menghidupkan anaknya (pun anggota keluarga lainnya).

Secara sosial seorang ibu dikonstruksikan sebagai seseorang yang menjadi penopang sebuah rumah tangga, apalagi pada saat-saat yang terkesan sederhana seperti menyiapkan makan siang hingga saat anak jatuh sakit di malam hari. Namun, walaupun seorang ibu bisa menutupi rasa lelahnya dengan sebuah senyuman, ada banyak yang tersimpan dalam benaknya.

Kecenderungan Ibu Berpikir Berlebihan

Dalam acara webinar “Cerita Mama: Stop Overthinking!” yang diselenggarakan oleh Mama Harus Sukses melalui Zoom pada Sabtu (28/11), Tara de Thouars, seorang psikolog klinis menjelaskan mengenai kecenderungan seorang ibu untuk berpikiran secara berlebihan (overthinking), “cara pikir negatif yang berlebihan bertambah panjang atau berputar-putar sampai kita capek sendiri. Hal ini berbasis pada kecemasan untuk mengantisipasi hal yang belum terjadi. Kecemasan ini juga ada dalam diri kita karena ada tuntutan dan beban yang semakin besar setiap harinya.”

Tara de Thouars menunjukkan cara melakukan butterfly hug dalam webinar “Cerita Mama: Stop Overthinking!” pada Sabtu (28/11).

Kecemasan ini juga ternyata sulit untuk dihentikan karena kita terbiasa untuk mencari jawaban yang jawabannya tidak terjawab atau belum pasti ada. Maka, hal ini bisa terulang dan menjadi sebuah siklus yang buruk untuk kesehatan mental seseorang. Kecemasan juga bisa mengganggu fungsi keseharian dan mempengaruhi emosi seseorang, bahkan bisa membuat kita berperilaku berlebihan. Walaupun kecemasan dapat muncul secara tiba-tiba dan sulit dihentikan, tidak berarti kecemasan ini tidak bisa dikendalikan.

“Kita harus memberlakukan diri dengan kasih sayang. Bisa juga dengan kata-kata simple dan positif. Katakan ke diri sendiri ‘I tried my best’. Jika ada sebuah kesalahan, kita harus belajar untuk pasrah dan menerima keadaan. Cobalah dengan mengatakan ‘yaudahnggak apa-apa’. Kita harus tahu pekerjaan seorang ibu adalah pekerjaan yang berat. Berterima kasihlah pada diri sendiri,” ujar Tara.

Komunikasi dengan Pasangan itu Penting

Tyna Kanna Mirdad, seorang content creator dan pengusaha, juga menceritakan hal yang ia pelajari sebagai seorang ibu di webinar ini, “komunikasi dengan pasangan itu penting sekali kalau sudah merasa nggak sanggup. Jangan pernah malu untuk meminta bantuan dari pasangan, karena mereka juga menjadi support system. Jangan sampai merasa disconnected, karena tidak ada kata terlambat untuk membangun komunikasi yang baik dengan pasangan.”

Bukan hanya menemukan sosok support system dalam pasangan, hal ini pun bisa ditemukan dari teman, keluarga, atau pun diri sendiri. Jika pasangan bukanlah tempat yang aman untuk menunjukkan kekhawatiran, kita bisa menjadikan diri sendiri sebagai support system dengan tidak melakukan teknik butterfly hug yang dicontohkan oleh Tara dalam webinar ini. Butterfly hug berperan untuk stabilisasi emosi dengan memejamkan mata untuk merasakan tepukan di dada sendiri seperti sedang memberikan pelukan ke diri sendiri.

Terkadang kita lupa untuk berterima kasih pada diri sendiri sudah berjuang dan membahagiakan orang lain. Di penghujung hari, walaupun merasa lelah, teruslah berbuat baik pada diri sendiri dengan cara apa pun yang bisa meningkatkan mood kita. If there’s no one else, lean on yourself.

Mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Padjajaran.

author

Reiva Zaviera

Mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Padjajaran.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Contact Us