“Kamu jadi cewek murahan banget sih!” “Nyesel aku pacaran sama kamu. Kalo aku putusin juga pasti gak ada yang mau sama kamu” Itu adalah ucapan yang keluar dari seorang remaja laki-laki berseragam SMP saat bertengkar dengan pacarnya di pinggir jalan. Saat itu pihak perempuan diam dan hanya menangis, sedangkan pihak laki-laki terus marah dan mencaci […]
Dalam sebuah hubungan, distraksi dijital bisa menyebabkan trust issue, situasi rentan konflik (baik konflik batin maupun fisik), relasi yang rentan terhadap isu perkembangan diri as an individual, relasi rentan perselingkuhan, kondisi rentan terhadap pemikiran bunuh diri, dan ancaman bahaya lain terhadap fisik dan psikis. Waktu saya masih menempuh pendidikan di universitas, ada satu mata kuliah […]
Kita gak bisa memilih dilahirkan dari keluarga kita saat ini atau keluarga lainnya, kita gak bisa memilih bahwa kekerasan yang terjadi pada kita seharusnya gak terjadi, tapi kita masih bisa memilih untuk pulih dan berdaya. Keputusan untuk membiarkan diri terluka atau menjadi sosok yang bahagia ada di tangan kita. Mari rawat kebahagiaan di hati dimulai […]
Lagi-lagi kita berbicara tentang toxic relationship (hubungan beracun). Rasanya kita tidak boleh berhenti berbicara tentang ini, mungkin untuk sekedar mengingatkan diri. Kita sudah familiar dengan tipe, ciri-ciri, dan cara menghadapi hubungan yang toksik. Maka mari kita ambil waktu sejenak untuk mengenali kutub polarnya; hubungan yang sehat. Suatu konsep yang mungkin belum cukup kita pahami dan […]
Bayangkan skenario ini : kamu baru saja lepas dari sebuah hubungan yang melelahkan. Berhasil ‘lolos’ dari hubungan yang dinodai oleh kekerasan baik secara fisik, seksual maupun psikologis oleh pasangan membuat kamu, seorang penyintas, merasa bebas. Bebas untuk bahagia, bebas untuk berperilaku dan berkreasi, bebas untuk menentukan jati diri tanpa campur tangan orang lain. Namun ketika […]
Setelah bertahun-tahun lamanya terjerat dalam toxic relationship (hubungan beracun), sekarang saya dapat berbangga diri. Kenapa? Karena akhirnya saya mampu mengalahkan semua ketakutan dan kecemasan saya sendiri. Dyna Fransisca Setiap mendengar istilah toxic relationship, entah mengapa yang selalu muncul di dalam benak saya adalah film Posesif yang pernah diperankan oleh Adipati Dolken dan Putri Marino. Film […]
Saya merupakan atlet Indonesia. Profesi tersebut telah saya tekuni sejak saya masih berumur 9 tahun. Sejak saat itu, saya meneruskan karir saya hingga pada tahun 2017 saya mengikut SEA GAMES Kuala Lumpur 2017 di cabang olahraga Short track speed skating. Di saat itu, saya yang masih berusia 17 tahun memiliki kehidupan yang cukup sama seperti […]
Masing-masing individu punya otoritas untuk mengatakan dan mengekspresikan banyak hal sesuai kehendak diri tanpa adanya ketidakenakan dan ketakutan apapun. “Besok-besok kalau mau pergi keluar kabarin aku dulu ya. Aku mau tahu kamu perginya sama siapa aja.“ “Weekend besok aku kosong. Jalan sama aku yuk, rapatnya kalau bisa di tunda dulu, kan kita jarang ada waktu […]
BAGAIMANA HUBUNGAN IBU DAN ANAK PEREMPUANNYA MENJADI PANGKAL PEREMPUAN MENGALAMI HUBUNGAN BERACUN (TOXIC RELATIONSHIP)? Disclaimer: Konten pengetahuan ini adalah catatan notulensi yang ditulis oleh @nadiamatul dari materi diskusi diskusi santai #NgobrolSantai live on instagram @perempuaberkisah bersama Anastasia Satriyo M.Psi., Psi (Psikolog Anak & Remaja) bersama dr. Sandra Suryadana, Tim Redaksi @perempuanberkisah sekaligus Founder @doktertanpastigma pada […]
Cinta itu membahagiakan, tidak menyakitkan atau menyesakkan; apalagi melumpuhkan. Cinta itu tak melulu urusan hati dan rasa, cinta juga tak melulu tak ada logika. Cinta bisa dibangun saat keduanya benar merasa, dan saat keduanya mau berusaha.
Kata mereka, dia sok kecantikan padahal hitam dan gendut dan tak layak ikut Duta Kampus dalam Ajang Putri Padjajaran. Kata mereka, dia tak layak menjadi seorang asisten dosen (Asdos), “Sok kepinteran!”. Kata mereka, dia sok cantik! gak cantik ngapain daftar-daftar pemilihan Mojang Majalengka? malu-maluin! Kata mereka, dia kepedean daftar sebagai asissten dosen (Asdos). Dia adalah […]
Pada hubungan yang beracun, hari-hari yang dilalui terasa sangat menyiksa. Gerak gerikmu terbatas akan rasa takut. Kamu merasa tertekan, takut kena amarah dari pasanganmu. Kamu mau melakukan apapun dihantui rasa “apakah yang kulakukan benar?” Kalau kamu salah langkah dalam mengambil keputusan, kamu akan hancur.
Proses terapi (healing) yang kujalani membawaku pada pemikiran bahwa ibuku juga korban.
Sobat Perempuan Berkisah , kita sering lupa bahwa bukan tanggung jawab kita mengubah perilaku seseorang menjadi apa yang kita mau. Bahkan tanpa sadar, kita lupa bahwa mengubah diri kita sendiri agar sadar dan mengambil sikap untuk keluar dari hubungan toxic (beracun), pun tak semudah itu. Kita fokus pada jiwa lain, sementara jiwa kita makin hancur. Untuk apa? Mau sampai kapan?.